Minggu, 02 Desember 2012

Golongan Utama IA - VIII A




Tugas Kimia

                                   Golongan Utama IA – VIIIA

                                

                                                             D
                                                             I
                                                             S
                                                             U
                                                             S
                                                             U
                                                             N

                                                           Oleh


Nama  : R. Muhammad Taufiq

Kelas  : XII Ipa 2

Nis       : 1987







                                               SMA Negeri 9 Kendari

                                            Tahun Pelajaran 2012/2013


1.   Golongan IA ( Logam Alkali )

A.  Sifat Kimia

   Kereaktifan logam alkali ditunjukan oleh reaksi-reaksinya dengan beberapa unsur nonlogam. Logam alkali dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida yang berikatan ion, dalam hal ini bilangan oksidasi hidrogen adalah -1 dan bilangan oksidasi alkali +1. Logam alkali dengan oksigen dapat membentuk oksida, dan bahkan beberapa diantaranya dapat membentuk perioksida dan superoksida. Litium bahkan dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitrida ( Li3N ). Semua senyawa Logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, sedangkan dengan raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif dengan reduktor.
Berikut adalah sifat umum masing – masing unsur logam alkali yang tertera pada tabel :

a.    Litium ( Li )

               Sifat – sifat kimia                   
Li
Nomor atom
3
Konfigurasi elektron
1s2 2s1
Titik leleh (K)
454
Titik didih (K)
1609
Jari – jari atom
1,34
Jari – jari ion
0,60
Energi Ionisasi I (kJ mol-1)
520
Energi ionisasi II
7298
Elektronegativitas
0,98
Potensial Elektrode (Volt)

M+ + e            M
-0,34
Massa jenis (g mL-1)
0,63

b.    Natrium ( Na )

               Sifat – sifat kimia
              Na
Nomor atom
11
Konfigurasi elektron
[He] 3s1
Titik leleh (K)
371
Titik didih (K)
1154
Jari – jari atom (Å)
1,54
Jari-jari ion
0,95
Energi ionisasi I
495
Energi ionisasi II
4563
Elektronegativitas
0,93
Potensial elektrode (volt)

M+ + e              M
-2,71
Massa jenis (g mL-1)
0,97





c.    Kalium ( Ka )

Sifat – sifat Kimia
K
Nomor atom
19
Konfigurasi elektron
[Ne] 4s1
Titik leleh (K)
337
Titik didih (K)
1039
Jari – jari atom
4,3
Jari – jari ion
1,33
Energi ionisasi I ( kJ mol-1 )
418
Energi ionisasi II ( kJ mol-1 )
3051
Elektronegativitas
0,82
Potensial elektrode ( volt )

M+ + e             M
-2,93
Massa jenis (g mol -1)
0,86

d.    Rubidium ( Rb )

Sifat – sifat kimia
Rubidium ( Rb )
Nomor atom
37
Konfigurasi elektron
[ Ar ] 5s1
Titik Leleh (K)
312
Titik Didih (K)
967
Jari – jari atom
4,2
Jari – jari ion
1,48
Energi ionisasi I ( kJ mol -1 )
403
Energi ionisasi II ( kJ mol -1)
2632
Elektronegativitas
0,82
Potensial Elektrode ( Volt )

M(aq) + e               M
-2,99
Massa jenis ( g mL -1 )
1,53

e.    Sesium ( Cs )

Sifat – sifat Kimia
Sesium ( Cs )
Nomor atom
 55
Konfigurasi elektron
[ Kr ] 6s1
Titik Leleh (K)
302
Titik Didih (K)
952
Jari-jari atom
3,9
Jari – jari ion
1,69
Energi ionisasi I (kJ mol -1)
374
Energi Ionisasi II (kJ mol -1)
2420
Elektronegativitas
0,79
Potensial Elektrode (Volt)

M(aq) + e               M
-3,02
Massa jenis (g mL-1)
1,95










Beberapa reaksi logam alkali dapat dilihat pada tabel berikut :
Reaksi umum
Keterangan
4M(s) + O2(g)               2M2O
Jumlah oksigen tarbatas
2M(s) + O2(g)              M2O2
Dipanaskan di udara dengan oksigen berlebihan. Logam K dapat membentuk superoksida ( KO2).
2M(s) + X2                 2MX
X adalah F, Cl, Br dan I
2M(s) + S(g)               M2S

2M(s) + 2H2O              MOH(q) + H2 (g)
Reaksi dahsyat, kecuali Li.
2M(s) + H2                  2MNH2 (s) + H2
Reaksi dengan katalis
6M(s) + N2                   2M3N(s)
Hanya Li yang dapat bereaksi
2M(s) + H2                   2MH(s)
Gas H2 kering ( bebas air )
2M(s) + H+(aq)               2M+(aq) + H2(g)
Reaksi dengan asam ( H+ ) dahsyat



    Logam alkali dapat larut dalam amonia pekat ( NH3 ), dperkirakan membentuk senyawa amida.
               Na(s) + NH3(l)               NaNH2(s) +  H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen yang mudah tarbakar. Oleh karena itu, bila logam alkali dimasukan kedalam air atau ditetesi air, akan terjadi nyala api diatas permukaan air.
    Logam alkalidalam amonia yang murni akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan sumber elektron yang tersolvasi ( larutan elektron ).

B.  Pembuatan Senyawa Logam Alkali

      Logam alkali natrium dan litium dibuat dengan cara elektrolisis lelehan garamnya. Logam alkali natrium kali pertama dibuat pada tahun 1807 oleh Humpry Davy melalui elektrolisis lelehan NaOH. Cara ini merupakan metode pembuatan logam natrium di industri. Oleh karena elektrolisis di atas diperlukan suhu tinggi sekitar 800°C untuk melelehkan garam NaCl maka untuk menurunkan suhu titik lelehnya bahan baku dicampur CaCl2 membentuk campuran NaCl–CaCl2. Penambahan CaCl2 ke dalam NaCl dapat menurunkan titik leleh NaCl hingga sekitar 580°C. Demikian juga logam alkali litium diperoleh dari elektrolisis lelehan campuran LiCl–KCl. Logam alkali Kalium lebih mudah dibuat melalui reduksi kimia daripada melalui elektrolisis KCl. Secara komersial, lelehan KCl direaksikan dengan logam natrium pada 870°C, persamaan reaksinya:
Na(l) + KCl(l)→NaCl(l) + K(g)
Uap kalium meninggalkan reaktor yang selanjutnya dikondensasi. Sejumlah besar natrium digunakan dalam pembuatan senyawa Na2O2dan NaNH2. Oleh karena natrium merupakan zat pereduksi kuat, logam natrium sering digunakan pada pembuatan logam lain seperti titan dan sintesis beberapa senyawa organik.


C.  Reaksi – reaksi logam alkali

Reaksivitas logam alkali sangat tinggi. Logam alkali dapat bereaksi kuat dengan air, oksigen, hidrogen, halogen dan belerang.
1)    Reaksi dengan air

      Reaksi antara logam alkali dengan air akan menghasilkan suatu hidroksida (basa) dan gas hidrogen. Reaksi makin kuat dari litium (Li) ke sesium (Cs).
Reaksi : 2L(s) + 2H2O             2LOH + H2 (g)                ( L = Logam alkali )

2)    Reaksi dengan hidrogen

       Reaksi antara logam alkali dengan hidrogen akan menghasilkan senyawa hidrida akan menghasilkan senyawa hidrida (Bilangan Oksidasi hidrogen = -1
Reaksi : 2L(s) + H2(g)             2LH(s)

3)    Reaksi dengan Oksigen
     Reaksi antara logam alkali dengan oksigen akan membentuk suatu oksida, perioksida, dan superoksida.
Contoh:
Reaksi antara litium dengan oksigen akan membentuk suatu oksida.
Reaksi : 4Li(s) + O2(g)             2Li2O(s)

4)    Reaksi dengan larutan asam encer
  Logam alkali dapat bereaksi dengan larutan asam encer.
Reaksi : 2L(s) + 2H+(aq)               2L+(aq) + H2(g)

5)    Reaksi dengan halogen
Reaksi antara logam alkali dengan halogen akan menghasilkan garam halida.
Reaksi: 2L(s) + X2(g)            2LX(s)
Contoh: 2Li(s) + Cl2(g)           2LiCl(s)
D.  Warna nyala logam alkali
WARNA NYALA LITIUM

Litium ( Li ) menghasilkan warna nyala api merah

WARNA NYALA NATRIUM

natrium ( Na ) menghasilkan warna nyala api kining atau orange


WARNA NYALA KALIUM

kalium ( K ) menghasilkan warna nyala api ungu

WARNA NYALA RUBIDIUM

rubidium ( Rb ) menghasilkan warna nyala api biru kemerahan

WARNA NYALA CESIUM

cesium ( Cs ) menghasilkan warna nyala api biru
Unsur Alkali
Warna nyala
Litium (Li)
Merah
Natrium (Na)
Kuning
Kalium (K)
Ungu
Rubidium (Rb)
Merah
Sesium (Cs)
Biru








Sumber : Buku Paket Kimia Penerbit phibeta
              Lks Kimia kelas XII
2.   Golongan IIA ( Alkali Tanah )

A.  Sifat - sifat Kimia

    Seperti halnya logam alkali, unsur – unsur alkali tanah juga merupakan logam-logam yang reaktif. Kereaktifannya semakin bertambah dari Be ke ba, Be merupakan unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi dengan air.

Berikut adalah Sifat Umum masing  - masing logam Alkali Tanah

a.    Berilium ( Be )

Sifat – sifat Kimia
Berilium ( Be )
Nomor atom
4
Konfigurasi elektron
[He] 2s2
Titik leleh (K)
1553
Titik didih (K)
3043
Jari-jari atom (angstrom)
1,12
Jarijari ion
0,31
Energi ionisasi I
900
Energi ionisasi II
1800
Elektronegativitas
1,57
Potensial elektrode (volt)
M2+ + 2e             M

-1,85
Massa jenis (g mL -1)
1,86

b.    Magnesium ( Mg )

Sifat – sifat Kimia
Magnesium ( Mg )
Nomor atom
12
Konfigurasi elektron
[Ne] 3s2
Titik leleh (K)
923
Titik didih (K)
1383
Jari-jari atom (angstrom)
1,60
Jari-jari ion (angstrom)
0,65
Energi ionisasi I (kJ mol-1)
900
Energi ionisasi II (kJ mol-1)
1800
Elektronegativitas
1,57
Potensial elektrode (Volt)
M2+ + 2e             M

-2,37
Massa jenis (g mL-1)
1,57

c.    Kalsium ( Ca )

Sifat-sifat Kimia
Kalsium ( Ca )
Nomor Atom
20
Konfigurasi elektron
[Ar] 4s2
Titik leleh (K)
1111
Titik didih (K)
1713
Jari-jari atom (angstrom)
1,97
Jari-jari ion (angstrom)
0,99
Energi ionisasi I (kJ mol-1)
590
Energi ionisasi II (kJ mol-1)
1150
Elektronegativitas
1,00
Potensial elektrode (volt)
M2+ + 2e            M

-2,87
Massa jenis (g mL-1)
1,55

d.    Stonsium ( Sr )

Sifat – sifat Kimia
Stronsium ( Sr )
Nomor atom
38
Konfigurasi elektron
[Kr] 5s2
Titik leleh (K)
1041
Titik didih (K)
1653
Jari-jari atom
2,15
Jari-jari ion
1,13
Energi ionisasi (kJ mol-1)
550
Energi ionisasi (kJ mol-1)
1016
Elektronegativitas
0,95
Potensial elektrode
M2+ + 2e              M

-2,89
Massa jenis (g mL-1)
2,6

e.    Barium ( Ba )

Sifat-sifat Kimia
Barium ( Ba )
Nomor atom
56
Konfigurasi elektron
[Xe] 6s2
Titik leleh (K)
987
Titik didih (K)
1913
Jari-jari atom
2,22
Jari-jari ion
1,35
Energi ionisasi (kJ mol-1)
500
Energi ionisasi (kJ mol-1)
970
Elektronegativitas
0,89
Potensial elektrode
M2+ + 2e               M

-2,90
Massa jenis (g mL-1)
3,6


Beberapa reaksi unsur alkali tanah ditunjukkan pada tabel berikut

Reaksi Umum
Keterangan
2M(s) + O2(g)                2MO(s)
Reaksi selain Be dan Mg tak perlu pemanasan
M(s) + O2(g)                    MO2 (s)
Ba mudah, Sr dengan tekanan tinggi, Be, Mg, dan Ca tidak terjadi.
M(s) + X2(g)                    MX2
X: F, Cl, Br dan I
M(s) + S(s)                     MS

M(s) + 2H2O(l)                  M(OH)2(aq) + H2(g)
Be tidak dapat, Mg perlu pemanasan
3M(s) + N2(g)                    M3N2(s)
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi, Be tidak dapat berlangsung
M(s) + 2H+(aq)                    M2+(aq) + H2(g)
Reaksi cepat berlangsung
M(s) + H2(g)                       MH2(s)
Perlu pemanasan, Be dan Mg tidak dapat berlangsung

B.  Pembuatan Senyawa

    Senyawa alkali tanah tersebar dalam jumlah banyak di air laut dan mineral (Batuan) dalam keadaan sebagai senyawa dengan bilangan oksidasi +2. Contoh pembuatan senyawa pada logam alkali tanah adalah :
1.    Mineral magnesit ( MgCO3 )
             Reaksi : Mg2+ + CO32-            MgCO3

2.    Kalsium Fosfat ( Ca3(PO4)2)
            Reaksi : Ca2+ +  PO43-            Ca3(PO4)2

3.    Mineral Selestit ( SrSO4)
            Reaksi : Sr2+ + SO42-              SrSO4

4.    Barit ( BaSO4 )
             Reaksi: Ba2+ + SO42-            BaSO4

Semua oksida logam alkali tanah akan membentuk hidroksida bersifat basa dalam air, kecuali BeO (BeO merupakan amfoter).
CaO(s) + H2O(l)             Ca(OH)2(aq)
Reaksi oksida logam alkali tanah dengan air merupakan reaksi eksoterm, dan semakin ke bawah, semakin besar energi yang dihasilkan. MgO bereaksi lambat, sedangkan CaO (kapur tohor) bereaksi kuat dan menghasilkan panas yang tinggi, bahkan bila BaO direaksikan dengan airakan kelihatan membara.
Ø  Air Sadah
1) Pengertian
Air Sadah : air yang mengandung kation “alkali tanah” seperti : Mg2+, Ca2+ atau bermuatan 2+, (Fe2+, Mn2+).
2) Penyebab
Karena Kation “Logam multivalen dapat bereaksi dengan sabun membentuk suatu endapan sehingga mengurangi kemampuan sabun. Dan kation ” tersebut dengan adanya anion” yang terlarut dalam air akan menyebabkan terjadinya kerak.
Pasangan Kation “Penyebab kesadahan & Anion” Utama
Kation Penyebab Kesadahan
Anion
Ca2+
Mg2+
Sr2+
Fe2+
Mn2+
HCO3-
SO4 2-
Cl-
NO3-
SiO3 2-
Ciri-ciri air sadah :
 Sabun sukar berbusa
 Terjadinya pembentukan kerak pada ketelkap dan pipa uap pada saat menguapkan air
3) Jenis Kesadahan Air
Kesadahan Sementara (Air sudah bikarbonat)
® Jika mengandung ion bikarbonat (HCO3-)
Senyawa Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2
® Dapat dihilangkan secara fisika dengan pemanasan sehingga air terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+
Ca(HCO3)2 (aq) dipanaskan CaCO3 (s) + H2O (aq) + CO2 (q)
Kesadahan Tetap (Air sudah non bikarbonat)
® Jika mengandung anion bikarbonat
(dari kation Ca2+ atau Mg2+ ), berupa : Cl-, NO3-, dan SO42-
® Dapat dihilangkan melalui reaksi kimia dan pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu : Na2CO3 (aq)
Atau K2CO3 (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) ® MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)

C.  Reaksi Logam Alkali Tanah

1). Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air

Be tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Mgbereaksi sangat lambat; Ca, Sr dan Ba bereaksi sangat cepat seperti reaksi antara logam Na dan Air.
Contoh :
Ca(s) + 2H2O(l)             Ca(OH)2(aq) + H2

2). Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Halogen
  Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam halida, kecuali Be. Oleh karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron halogen (kecuali F-), maka BeCl2 berikatan kovalen; sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.
Contoh :
Mg2+(s) + Cl2-(g)             MgCl2(s)


3.)   Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen

 Reaksinya dengan oksigen  akan membentuk oksida (MO). Ba dapat membentuk peroksida (BaO2), bila oksigen yang direaksikan berlebihan.

 2Mg(s) + O2(g)              2MgO(s)
Barium oksida merupakan peroksid yang sangat baik untuk menghasilkan  hidrogen peroksida (H2O2). Untuk mendapatkan hidrogen peroksida, BaO2 direaksikan dengan asam sulfat, sehingga BaSO4 akan terpisah sebagai endapan.
 BaO2(s) + H2SO4(aq)                 BaSO4(s) + H2O2(l)

   Pembakaran magnesium di udara dengan oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat menghasilkan magnesium nitrida (Mg3N2).
4Mg(s) +  O2(g) + N2(g)                 MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air akan didapatkan gas NH3.
MG3N2(s) + 6H2O(l)                 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

D.  Warna Nyala Logam  Alkali Tanah

Warna nyala logam alkali tanah adalah sebagai berikut
Senyawa dengan kation
Warna nyala
Magnesium (Mg)
Putih
Kalsium (Ca)
Merah
Berilium (Be)
Putih
Stronsium (Sr)
Jingga
Barium (Ba)
Hijau

Sumber : Buku Paket Kimia kelas XII ( penerbit Phibeta)
                Lks Kimia kelas XII



3.   Golongan IIIA ( Logam Aluminium/Logam pasca Transisi )

A.  Sifat Kimia

a.    Boron (B)

Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam. Berikut adalah sifat-sifat kimia yang dimiliki Boron
Sifat – sifat kimia
Boron (B)
Nomor atom
5
Jari-jari atom
0,80
Jari-jari ion
-
Kerapatan
2,54
Titik leleh
2300
Titik didih
4200
Energi ionisasi I
807
Energi ionisasi II
2425
Energi ionisasi III
3658

b.    Aluminium ( Al )
          Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya.
Aluminium memiliki sifat-sifat sebagai berikut
Sifat – sifat Kimia
Aluminium (Al)
Nomor atom
13
Jari-jari atom
1,25
Jari-jari Ion
0,45
Kerapatan
2,70
Titik leleh
932
Titik didih
2720
Energi ionisasi I
579
Energi ionisasi II
1979
Energi ionisasi III
2962

c.       Galium ( Ga )

     Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ga dan nomor atom 31. sebuah logam miskin yang jarang dan lembut, galium merupakan benda padat yang mudah rapuh pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar dan akan melebur ditangan. Terbentuk dalam jumlah sedikit di dalam bauksit dan bijih seng.
Galium memiliki sifat-sifat sebagai berikut
Nomor atom
31
Jari-jari atom
1,24
Jari-jari ion
0,60
Kerapatan
5,90
Titik leleh
303
Titik didih
2510
Energi ionisasi I
579
Energi ionisasi II
1979
Energi ionisasi III
2962
 
d.    Indium ( In )
      Indium adalah logam yang jarang ditemukan, sangat lembut, berwarna putih keperakan dan stabil di dalam udara dan air tetapi larut dalam asam. Indium termasuk dalam logam miskin ( logam miskin atau logam post-transisi adalah unsur logam dari blok p dari tabel periodik, terjadi antara metalloid dan logam transisi, tetapi kurang dibanding dengan logam alkali dan logam alkali tanah, titik leleh dan titik didihnya lebih rendah dibanding dengan logam transisi dan mereka lebih lunak). Indium ditemukan dalam bijih seng tertentu. Logam indium dapat menyala dan terbakar. Indium memiliki sifat sebagai berikut
          
Sifat-sifat Kimia
Indium (In)
Nomor atom             
49
Jari-jari atom
1,50
Jari-jari ion
0,81
Kerapatan
7,30
Titik leleh
429
Titik didih
2320
Energi ionisasi I
556
Energi ionisasi II
1820
Energi ionisasi III
2703

e.    Thalium ( Ti )

             Thalium adalah unsur kimia dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81. Thalium adalah logam yang lembut dan berwarna kelabu dan lunak dan dapat dipotong dengan sebuah pisau. Thalium termasuk logam miskin. Thalium kelihatannya seperti logam yang berkilauan tetapi ketika bersentuhan dengan udara, thalium dengan cepat memudar menjadi warna kelabu kebiru-biruan yang menyerupai timbal. Jika thalium berada di udara dalam jangka waktu yang lama maka akan terbentuk lapisan oksida pada thalium. Jika thalium berada di air maka akan terbentuk thalium hidroksida
Unsur thalium dan senyawanya bersifat racun dan penanganannya harus hati-hati. Thalium dapat menyebabkan kanker. Berikut adalah sifat-sifat kimia yang dimiliki Thalium
           
Sifat-sifat Kimia
Thalium (Ti)
Nomor atom
81
Jari-jari atom
1,55
Jari-jari ion
0,95
Kerapatan
11,85
Titik leleh
577
Titik didih
1740
Energi ionisasi I
590
Energi ionisasi II
1971
Energi ionisasi III
2874

B.  Pembuatan senyawa

a.    Boron

      Pada bagian ini kita akan membahas beberapa persenyawaan boron dengan halogen ( yang disebut sebagai halida), dengan oksigen (yang dikenal dengan oksida), dengan hidrogen (yang dikenal dengan hidrida) dan beberapa senyawa boron lainnya.
Untuk setiap senyawa, bilangan oksidasi boron sudah diberikan, tetapi bilangan oksidasi tersebut kurang berguna untuk unsur-unsur blok p khususnya. Tetapi umumnya dari senyawa boron yang terbentuk, bilangan oksidasinya adalah tiga ( 3 ).
v  Hidrida
Istilah hidrida digunakan untuk mengindikasikan senyawa dengan jenis MxHy
v  Flourida
Senyawa –senyawa boron yang terbentuk dengan flourida adalah sebagai berikut :
v  Klorida
v  Nitrida
Ketika boron dipanaskan dengan unsur nitrogen, hasilnya adalah senyawa putih padatan dengan bentuk empiris BN yang disebut dengan nama boron nitrida. Beberapa alasan yang menarik tentang boron nitrida adalah kemiripan strukturnya dengan grafit. Pada tekanan tinggi, boron nitride berubah menjadi lebih padat, lebih keras ( kekerasannya mendekati intan). Nitrida juga berperan sebagai penghambat elektrik tetapi mengalirkan haba (kalor) seperti logam. Unsur ini juga mempunyai sifat pelincir sama seperti grafit.

b.    Aluminium
v  Pembuatan Aluminium dengan metode Hall-Heroult
     Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M. Hall di Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan bauksit meliputi 2 tahap :
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis
Pemurnian bauksit melalui cara :
a. Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk NaCl(OH)4.
b. Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
c. Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak berair. Bijih –bijih Aluminium yang utama antara lain:
-          bauksit
-          mika
-          tanah liat
Peleburan Alumina
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah grafit. Campuran Al2O3 dengan kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan pada suhu 950 C kemudian dielektrolisis . Al yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat aluminium batangan (ingot). Anode grafit terus menerus dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C 4Al + 3CO2
Beberapa nijih Al yang utama :
1. Bauksit (Al2O3. 2H2O)
2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat)
3. Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O)
Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain :
-          sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika
-          sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)
-          sebagai hidrat misal bauksit
-          sebagai florida misal kriolit.

v  Nitrida
Aluminium Nitrida (AlN) dapat dibuat dari unsur-unsur pada suhu 8000 C. Itu dihidrolisis dengan air membentuk ammonia dan aluminium hidroksida.
v  Aluminium Hidrida
Aluminium hidrida (AlH3)n dapat dihasilkan dari trimetilaluminium dan kelebihan hydrogen. Ini dibakar secara meledak pada udara. Aluminium hidrida dapat juga dibuat dari reaksi aluminium klorida pada litium klorida pada larutan eter, tetapi tidak dapat diisolasi bebas dari pelarut.
v  Aluminium oksida
Aluminium oksida (Al2O) dapat dibuat dengan pembakaran oksigen atau pemanasan hidroksida,nitrat atau sulfat.
v  Pada unsur halogen
- aluminium iodida : AlI3
- aluminium flourida : AlF3
c. Galium
v  Pada unsur halogen membentuk :
- Galium triklorida : GaCl3
- Galium (III) bromida GaBr3:
- Galium (III) iodida : GaI3
- Galium (III) flourida : GaF3
v  Galium (II) selenida
v  Galium (II) sulfida
v  Galium (II) tellurida
v  Galium (III) tellurida
v  Galium (III) selenida
v  Galium (III) arsenida




d. Indium
    Senyawa –senyawa indium jarang ditemukan oleh manusia. Semua senyawa indium seharusnya dipandang sebagai racun. Senyawa –senyawa indium dapat merusak hati, ginjal dan jantung.
v  Pada unsur halogen
                - Indium (I) Bromida
                - Indium (III) Bromida
                - Indium (III) Klorida
                - Indium (III) Flourida
v  Indium (III) Sulfat
v  Indium (III) Sulfida
v  Indium (III) Selenida
v  Indium (III) Phosfida
v  Indium (III) Nitrida
v  Indium (III) Oksida
e. Thalium
v  Senyawa thalium pada flourida : TlF, TlF3,
v  Senyawa thalium pada klorida : TlCl, Tl,Cl2, Tl,Cl3
v  Senyawa thalium pada bromida : TlBr, Tl2Br4
v  Senyawa thalium pada iodida : TlI, TlI3
v  Senyawa thalium pada oksida : Tl2O, Tl2O3
v  Senyawa thalium pada sulfida : Tl2S
v  Senyawa thalium pada selenida : Tl2Se

C.  Reaksi-reaksi Logam Utama Golongan IIIA

a.    Boron

Ø  Reaksi boron dengan udara
Kemampuan boron bereaksi dengan udara bergantung pada kekristalan sampel tersebut, suhu, ukuran partikel, dan kemurniannya. Boron tidak bereaksi dengan udara pada suhu kamar. Pada temperatur tinggi, boron terbakar membentuk boron (III) Oksida, B2O3.
4B + 3O2 (g) → 2 B 2O3
Ø  Reaksi boron dengan air
Boron tidak bereaksi dengan air pada kondisi normal
Ø  Reaksi boron dengan halogen
Boron bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti flourin (F2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk trihalida menjadi boron (III) flourida, boron (III) bromida, boron (III) klorida.
2B (s) + 3F2 (g) → 2 BF3
2B (s) + 3Cl2 (g) → 2 BCl3
2B (s) + 3Br2 (g) → 2 BBr3
Ø  Reaksi boron dengan asam
Kristal boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam hidroklorida (HCl) atau pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam bentuk serbuk mengoksidasi dengan lambat ketika ditambahkan dengan asam nitrat.
b. Aluminium
Ø  Reaksi aluminium dengan udara
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi untuk menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar dalam oksigen dengan nyala api, membentuk aluminium (III) oksida Al2O3.
4Al (s) + 3O2 (l ) → 2 Al2O3
Ø  Reaksi aluminium dengan air
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan air.
Ø  Reaksi aluminium dengan halogen
Aluminium bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti iodin (I2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi aluminium (III) iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida.
2Al (s) + 3I2 (l) → 2 Al2I6 (s)
2Al (s) + 3Cl2 (l) → 2 Al2 Cl3
2Al (s) + 3Br2 (l) → 2 Al2 Br6
Ø  Reaksi aluminium dengan asam
Logam aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan yang mengandung ion Al (III) bersama dengan gas hydrogen.
2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → 2Al 3+ (aq) + 2SO4 2- (aq) + 3H2 (g)
2Al (s) + 6HCl (aq) → 2Al 3+ (aq) + 6Cl- (aq) + 3H2 (g)
Ø  Reaksi aluminium dengan basa
Aluminium larut dengan natrium hidroksida.
2Al (s) + 2 NaOH (aq) + 6 H2O → 2Na+(aq) + 2 [Al (OH)4]- + 3H2 (g)
c. Galium
*      Reaksi galium dengan asam
Ga2O3 + 6 H+ → 2 Ga3+ + 3 H2O
Ga (OH)3 + 3 H­­+ → Ga3+ + 3 H2O
*      Reaksi galium dengan basa
Ga2O3 + 2 OH- → 2 Ga(OH)4­­-
Ga (OH)3 + OH- → Ga(OH)4­­-
d. Indium
*      Reaksi indium dengan udara
In3+ + O­2 → In­2­O3
*      Reaksi indium dengan asam
Indium bereaksi dengan HNO3 15 M
In3+ + 3HNO­3 → In­(N­O3)3 + 3H+
Indium juga bereaksi dengan HCl 6M
In3+ + 3HCl → In­Cl3 + 3H+
e. Thalium
Ø  Reaksi talium dengan udara
Potongan logam thalium yang segar akan memudar dengan lambat memberikan lapisan oksida kelabu yang melindungi sisa logam dari pengokdasian lebih lanjut.
2 Tl (s) + O2 (g) → Tl2O
Ø  Reaksi thalium dengan air
Thalium kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Logam thalium memudar dengan lambat dalam air basah atau larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida
2 Tl (s) + 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)
Ø  Reaksi thalium dengan halogen
Logam thalium bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen seperti flourin (F2), klorin (Cl2), dan bromin (Br2) membentuk thalium (III) flourida, thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida. Semua senyawa ini bersifat racun.
2 Tl (s) + 3 F2 (g) → 2 TiF3 (s)
2 Tl (s) + 3 Cl2 (g) → 2 TiCl3 (s)
2 Tl (s) + 3 Br2 (g) → 2 TiBr3 (s)
Ø  Reaksi thalium dengan asam
Thalium larut dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida (HCl) karena racun garam talium yang dihasilkan tidak larut.
b.   Warna Nyala Logam Golongan IIIA

Senyawa dengan Kation
Warna nyala
Boron (B)
-
Aluminium (Al)
Putih
Galium (Ga)
-
Indium (In)
-
Thalium (Ti)
-

Sumber : Buku Bse
               Lks Kimia Tunta
               http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/alumunium/   

4.   Golongan  IVA ( Logam Karbon )

A.   Sifat Kimia

a.    Karbon ( C )

        Karbon adalah salah satu unsur yang terdapat dialam dengan symbol dalam sistem peridoik adalah “C”. Nama “carbon” berasal dari bahasa latin “carbo” yang berarti “coal” atau “charcoal”. Istilah “coal” menyatakan sediment berwarna hitam atau coklat kehitaman yang bersifat mudah terbakar dan terutama memiliki komposisi utama belerang, hydrogen, oksigen, dan nitrogen.Karbon memiliki nomor atom 6 dan nomor massa 12,011, terletak pada golongan 4A atau 14 dan terdapat dalam periode 2 dan blok p. Konfigurasi electron atom karbon adalah 1s2 2s2 2p2 atau [He] 2s2 2p2 dengan susunan electron dalam kulit atomnya adalah 2 4. Jumlah tingkat energinya adalah 2, dimana tingkat pertama terdapat 2 elektron dan tingkat kedua terdapat 4 elektron. Karbon merupakan unsur ke-19 yang paling banyak terdapat di kerak bumi yaitu dengan prosentase berat 0,027%, dan menjadi unsur paling banyak ke-4 terdapat jagat raya setelah hydrogen, helium, dan oksigen. Ditemukan baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan didalam tubuh makhluk hidup. Karbon membentuk senyawaan hampir dengan semua unsur terutama senyawa organic yang banyak menyusun dan menjadi bagian dari makhluk hidup.
Keistimewaan unsur karbon dibandingkan dengan unsur golongan IV A yang lain, unsur karbon secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai, baik dengan ikatan tunggal C – C, ikatan rangkap dua C = C, maupun ikatan rangkap tiga C ≡ C. Hal ini terjadi karena unsur karbon mempunyai energi ikatan C – C yang kuat,yaitu sebesar 356 kj/ mol.
        Bentuk karbon yang paling banyak dikenal adalah intan dan grafit . Susunan molekul intan lebih rapat dibandingkan dengan grafit. Kerapatan intan adalah 3,51 g / cm3 , sedangkan grafit 2,22 g / cm3. Namun grafit mempunyai kestabilan yang lebih baik dialam,yakni pada 1 atm 300K adalah 2,9 kj / mol. Dari rapatannya tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mengubah grafit menjadi nyan diperlukan tekanan yang besar . ari ifat thermodinamika pada 300K, 1.500 atm mncapai keseimbangan grafit dan intan ,tetapi berjalan sangat lamban.
         Berikut adalh sifat – sifat kimia yang dimiliki atom karbon
Simbol
:
C
Radius Atom
:
0.91 Å
Volume Atom
:
5.3 cm3/mol
Massa Atom
:
12.011
Titik Didih
:
5100 K
Radius Kovalensi
:
0.77 Å
Struktur Kristal
:
Heksagonal
Massa Jenis
:
2.26 g/cm3
Konduktivitas Listrik
:
0.07 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas
:
2.55
Konfigurasi Elektron
:
[He]2s2p2
Formasi Entalpi
:
kJ/mol
Konduktivitas Panas
:
80 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi
:
11.26 V
Titik Lebur
:
3825 K
Bilangan Oksidasi
:
-4,+4,2
Kapasitas Panas
:
0.709 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan
:
-715 kJ/mol


b.    Silikon ( Si )

         Silikon (Latin: silicium) merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol Si dan nomor atom 14. Ia merupakan unsur kedua paling berlimpah setelah oksigen di dalam kerak Bumi, mencapai hampir 25.7% . Unsur kimia ini ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius. Terdapat dialam dalam bentuk tanah liat, granit, kuartza dan pasir,kebanyakan dalam bentuk silikon dioksida (dikenal sebagai silika) dan dalam bentuk silikat.
Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon: tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik.
          Silikon kristalin memiliki tampak kelogaman dan bewarna abu-abu. Silikon merupakan unsur yang tidak reaktif secara kimia (inert), tetapi dapat terserang oleh halogen dan alkali. Kebanyakan asam, kecuali hidrofluorik tidak memiliki pengaruh pada silikon.Unsur silikon mentransmisi lebih dari 95% gelombang cahaya infra merah, dari 1,3 sampai 6 mikromete.
         Berikut adalh sifat – sifat kimia yang dimiliki atom Silikon
Simbol
:
Si
Radius Atom
:
1.32 Å
Volume Atom
:
12.1 cm3/mol
Massa Atom
:
28.0856
Titik Didih
:
2630 K
Radius Kovalensi
:
1.11 Å
Struktur Kristal
:
Fcc
Massa Jenis
:
2.33 g/cm3
Konduktivitas Listrik
:
4 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas
:
1.9
Konfigurasi Elektron
:
[Ne]3s2p2
Formasi Entalpi
:
50.2 kJ/mol
Konduktivitas Panas
:
148 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi
:
8.151 V
Titik Lebur
:
1683 K
Bilangan Oksidasi
:
4,2
Kapasitas Panas
:
0.7 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan
:
359/mol

c.    Germanium ( Ge )

Logam ini ditemukan di :
Ø   argyrodite, sulfida germanium dan perak
Ø  Germanite, yang mengandung 8% unsur ini
Ø   Bijih seng
Ø   Batubara
Ø  mineral-mineral lainnya
Unsur ini diambil secara komersil dari debu-debu pabrik pengolahan bijih-bijih seng, dan sebagai produk sampingan beberapa pembakaran batubara. Germanium dapat dipisahkan dari logam-logam lainnya dengan cara distilasi fraksi tetrakloridanya yang sangat reaktif. Tehnik ini dapat memproduksi germanium dengan kemurnian yang tinggi.
Berikut adalh sifat – sifat kimia yang dimiliki atom Germanium
Simbol
:
Ge
Radius Atom
:
1.37 Å
Volume Atom
:
13.6 cm3/mol
Massa Atom
:
74.9216
Titik Didih
:
3107 K
Radius Kovalensi
:
1.22 Å
Struktur Kristal
:
Fcc
Massa Jenis
:
5.32 g/cm3
Konduktivitas Listrik
:
3 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas
:
2.01
Konfigurasi Elektron
:
[Ar]3d10 4s2p2
Formasi Entalpi
:
31.8 kJ/mol
Konduktivitas Panas
:
59.9 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi
:
7.899 V
Titik Lebur
:
1211.5 K
Bilangan Oksidasi
:
4
Kapasitas Panas
:
0.32 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan
:
334.3kJ/mol

d.    Timah ( sn )

       Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia Sn. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat flesibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Logam timah memiliki dua bentuk alotrop yaitu ?-Timah dan ?-Timah. ?-Timah biasa disebut sebagai timah abu-abu karena warnanya abu-abu, dan memiliki struktur kristal kubik mirip diamond, silicon, dan germanium. Alotrop  ?-Timah ada dibawah suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat logam sama sekali. Diatas suhu ini timah ada dalam bentuk ?-Timah, timah jenis inilah yang kita lihat sehari-hari. Timah ini biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium.
Berikut adalh sifat – sifat kimia yang dimiliki atom Timah
Simbol
:
Sn
Radius Atom
:
1.62 Å
Volume Atom
:
16.3 cm3/mol
Massa Atom
:
118.71
Titik Didih
:
2876 K
Radius Kovalensi
:
1.41 Å
Struktur Kristal
:
Tetragonal
Massa Jenis
:
7.31 g/cm3
Konduktivitas Listrik
:
8.7 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas
:
1.96
Konfigurasi Elektron
:
[Kr]4d10 5s2p3
Formasi Entalpi
:
7.2 kJ/mol
Konduktivitas Panas
:
66.6 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi
:
7.344 V
Titik Lebur
:
505.12 K
Bilangan Oksidasi
:
4,2
Kapasitas Panas
:
0.228 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan
:
290.37 kJ/mol


e.    Timbal ( Pb )

      Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat diberbagai belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah dikelola. Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan planet Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan simbol kimia “Pb”. Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum” yang artinya logam lunak. Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam Pb dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara.
Berikut adalah sifat – sifat kimia yang dimiliki atom Timbal
Simbol
:
Pb
Radius Atom
:
1.75 Å
Volume Atom
:
18.3 cm3/mol
Massa Atom
:
207.2
Titik Didih
:
2023 K
Radius Kovalensi
:
1.47 Å
Struktur Kristal
:
Fcc
Massa Jenis
:
11.35 g/cm3
Konduktivitas Listrik
:
4.8 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas
:
2.33
Konfigurasi Elektron
:
[Xe]4f14 5d10 6s2p2
Formasi Entalpi
:
4.77 kJ/mol
Konduktivitas Panas
:
35.3 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi
:
7.416 V
Titik Lebur
:
600.65 K
Bilangan Oksidasi
:
4,2
Kapasitas Panas
:
0.129 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan
:
177.9kJ/mol

f.     Ununquadium ( Uuq )

      (Anglo-saxon: lead, Latin: plumbum). Unsur ini telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi mempercayai bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan planet Saturn. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Berikut adalah sifat – sifat kimia yang dimiliki atom Ununquadium
Simbol
:
Uuq
Radius Atom
:
Å
Volume Atom
:
cm3/mol
Massa Atom
:
n/a
Titik Didih
:
K
Radius Kovalensi
:
Å
Struktur Kristal
:
n/a
Massa Jenis
:
g/cm3
Konduktivitas Listrik
:
x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas
:
n/a
Konfigurasi Elektron
:
[Rn]5f14 6d12 7s2
Formasi Entalpi
:
kJ/mol
Konduktivitas Panas
:
Wm-1K-1
Potensial Ionisasi
:
V
Titik Lebur
:
K
Bilangan Oksidasi
:
n/a
Kapasitas Panas
:
Jg-1K-1
Entalpi Penguapan
:
kJ/mol
    Unsur 114 memiliki masa paruh waktu 30 detik, yang lebih lama dari unsur 112. Ini merupakan bukri kestabilan yang diperkirakan di sekitar unsur  114 (di mana kombinasi proton dan neutron akan bergabung membentuk struktur yang stabil.
Sebuah cahaya 48Ca ditembakkan ke target 244Pu untuk membuat atom unsur 114.
           
B.   Pembuatan Senyawa

a.    Karbon
        Karbon dioksida ditemuka di atmosfir bumi dan terlarut dalam air. Karbon juga merupakan bahan batu besar dalam bentuk karbonat unsur-unsur berikut: kalsium, magnesium, dan besi. Batubara, minyak dan gas bumi adalah hidrokarbon. Karbon sangat unik karena dapat membentuk banyak senyawa dengan hidrogen, oksigen, nitrogen dan unsur-unsur lainnya. Dalam banyak senyawa ini atom karbon sering terikat dengan atom karbon lainnya. Ada sekitar sepuluh juta senyawa karbon, ribuan di antaranya sangat vital bagi kehidupan. Tanpa karbon, basis kehidupan menjadi mustahil. Walau silikon pernah diperkirakan dapat menggantikan karbon dalam membentuk beberapa senyawa, sekarang ini diketahui sangat sukar membentuk senyawa yang stabil dengan untaian atom-atom silikon. Atmosfir planet Mars mengandung 96,2% CO2. Beberapa senyawa-senyawa penting karbon adalah karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), karbon disulfida (CS2), kloroform (CHCl3), karbon tetraklorida (CCl4), metana (CH4), etilen (C2H4), asetilen (C2H2), benzena (C6H6), asam cuka(CH3COOH) dan turunan-turunan mereka.
Ø  Cara memperoleh Karbon
            Karbon terdapat dialam sebagai grafit . Grafit buatan dengan mereaksikan coke dengan silica (SiO2) dengan reaksi sebagai berikut:

SiO2 + 3C (2500°C) ? “SiC” ? Si (g) + C(graphite)

Karbon juga dapat diperoleh  dari pembakaran hidrokarbon atau coal, atau yang lainnya dengan kondisi udara yang terbatas sehigga terjadi pembakaran yang tidak sempurna.

b.    Silikon

Senyawa silikat dan silikon adalah; silikat, silana (SiH4), asam salisik (H4.SiO4), silikon karbida (SiC), silikon dioksida (SiO2), silikon tetraklorida(SiCl4), silikon tetrafluorida (SiF4), & tetraklora silana(HSiCl3). Silikon (Si) dipeeoleh dlm pembentukan komersial biasa dg reduksi SiO2 dg karbon atau CaC2 dlm tungku pemanas listrik utuk memperolh kemurnian yg sgt tinggi (utk digunakan sbg semikonduktor) unsurnya pertama-tama diubah menjadi klorida, yg direduksi kembali menjadi logam oleh hidrogen suhu tinggi. Setelah pengecoran menjadi batangan kemudian dihaluskan (zone refined).
Batangn logam dipanaskan dekat ujungnya sehingga dihasilkan lempeg bersilang dari lelehan silikon (Si). Karena pengotor lebih larut dlm lelehan tersebut drpd dlm padatannya yg terkonsentrasi dlm lelehan, & daerah yg meleleh, kemudian bergerak lambat sepanjang batangan dgn pemindahan sumber panas. Hal ini membawa pengotor sampai ke ujung. Proses ini perli di ulang. Ujung yg tidak murni kemudian dipotong.

c.    Germanium

    Senyawa germanium adalah GeO2, GeCl4,GeS2, SiGe. Keberadaan germanium dialam sangat sedikit, yang diperoleh dari batu bara dan batuan seng pekat.nsur ini lebih reaktif daripada silikon, dan dapat larut dalam HNO3 dan H2SO4 pekatSEperti silikon, germanium juga merupakan bahan semikonduktor.  Keberadaan germanium dialam sangat sedikit, yang diperoleh dari batu bara dan batuan seng pekat.nsur ini lebih reaktif daripada silikon, dan dapat larut dalam HNO3 dan H2SO4 pekatSEperti silikon, germanium juga merupakan bahan semikonduktor.

d.    Timah

Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida, dan timah sulfide.
Ø  Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Bijih timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1% (persen berat) timah atau sedikitnya 0,015% untuk biji timah berupa bongkahan-bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material yang tidak diperlukan, adakalanya biji yang telah dihancurkan dilewatkan dalam “floating tank” dan titambahkan zat kimia tertentu sehingga biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan dengan mudah.
Ø   Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetik sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi timah antara 70-77% dan hampir semuanya berupa mineral Cassiterite.
Ø  Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama dengan karbon dalam bentuk coal atau minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan limestone dan pasir untuk menghilangkan impuritasnya kemudian material dipanaskan pada suhu 1400 C. Karbon bereaksi dengan CO2 yang ada didalam furnace membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi dengan cassiterite membentuk timah dan karbondioksida. Logam timah yang dihasilkan dipisahkan melalui bagian bawah furnace untuk diproses lebih lanjut. Untuk memperoleh timah dengan kemurnian yang tinggi maka dapat dilakukan dengan menggunakan proses elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah yang diperoleh bisa mencapai 99,8%.
Ø  Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Bijih timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah dengan kandungan 0,8-1% (persen berat) timah atau sedikitnya 0,015% untuk biji timah berupa bongkahan-bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material yang tidak diperlukan, adakalanya biji yang telah dihancurkan dilewatkan dalam “floating tank” dan titambahkan zat kimia tertentu sehingga biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan dengan mudah.
Ø  Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetik sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi timah antara 70-77% dan hampir semuanya berupa mineral Cassiterite.
Ø  Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama dengan karbon dalam bentuk coal atau minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan limestone dan pasir untuk menghilangkan impuritasnya kemudian material dipanaskan pada suhu 1400 C. Karbon bereaksi dengan CO2 yang ada didalam furnace membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi dengan cassiterite membentuk timah dan karbondioksida. Logam timah yang dihasilkan dipisahkan melalui bagian bawah furnace untuk diproses lebih lanjut. Untuk memperoleh timah dengan kemurnian yang tinggi maka dapat dilakukan dengan menggunakan proses elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah yang diperoleh bisa mencapai 99,8%.

e.    Timbal

        Senyawa  timbal yang umum adalah Tetra Etil Lead (TEL), PbO2, Timbal(II) Klorida (PbCl2), Timbal tetroksida (Pb3O4), dan Timbal(II) Nitrat. Pada umumnya biji timbal mengandung 10% Pb dan biji yang memiliki kandungan timbal minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk memproduksi timbal. Biji timbal pertama kali dihancurkan dan kemudian dipekatkan hingga konsentrasinya mencapai 70% dengan menggunakan proses “froth flotation” yaitu proses pemisahan dalam industri untuk memisahkan material yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.
Kandungan sulfida dalam biji timbal dihilangkan dengan cara memanggang biji timbal sehingga akan terbentuk timbal oksida (hasil utama) dan campuran antara sulfat dan silikat timbal dan logam-logam lain yang ada dalam biji timbal. Pemanggangan ini dilakukan dengan menggunakan aliran udara panas. Reaksi yang terjadi adalah:
MSn + 1.5nO2 → MOn + nSO2.
Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan alat yang dinamakan “blast furnace” dimana pada proses ini hampir semua timbal oksida akan direduksi menjadi logam timbal. Hasil timbal dari proses ini belum murni dan masih mengandung kontaminan seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi. Timbal oksida yang tidak murni ini kemudian dicairkan dalam “furnace reverberatory” dan ditreatment menggunakan udara, uap, dan belerang dimana kontaminan akan teroksidasi kecuali perak, emas, dan bismuth. Kontaminan ini akan terapung pada bagian atas sehingga dapat dipisahkan. Logam perak dan emas dipisahkan, dan bismuthnya dihilangkan dengan menggunakan logam kalsium dan magnesium. Hasil logam yang dihasilkan dari keseluruhan proses ini adalah logam timbal. Logam timbal yang sangat murni diperoleh dengan cara elektrolisis meggunakan elektrolit silica flourida.

C.   Reaksi yang terjadi
    Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, hal ini merupakan anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan Silikon bersifat non-logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena (PbS), Anglesit (PbSO4 ) dan Kerusit (PbCO3,), juga dalam keadaan bebas. Memiliki sifat khusus seperti dibawah ini, yakni:
1. Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.
2. Lunak sehingga sangat mudah ditempa.
3. Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat.
4. Daya hantar listrik kurang baik. (Konduktor yang buruk)
5. Massa atom relative 207,2
6. Memiliki Valensi 2 dan 4.
7. Tahan Radiasi
8. Timbal larut dalam beberapa asam
9. Bereaksi secara cepat dengan halogen
Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu  tidak reaktif, ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar – 0,13 V. kereaktifan yang rendah ini dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan juga dalam beberapa hal tidak terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat.

Sifat Timbal yang lain
Berbagai macam timbal oksida mudah direduksi menjadi logamnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan reduktor glukosa, atau mencampur antara PbO dengan PbS kemudian dipanaskan.
                  2PbO + PbS   à   3 Pb + SO2
Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbal akan membentuk PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah contoh dari timbal dengan biloks 2. PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga larut dalam larutan basa membentuk garam plumbit. PbO2 adalah contoh dari timbal dengan biloks 4 dan merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat amfoter. Senyawa timbal dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4 yang dikenal dengan nama minium.

D.   Warna nyala

Logam
Warna nyala
Karbon

Silikon

Germanium

Timah

Timbal


Sumber : Buku Bse
               Lks kimia

5.   Golongan VA ( Logam Nitrogen )

A.   Sifat Kimia

a.    Nitrogen ( N )

Ø  Nomor Atom               : 7
Ø  Massa Atom                : 14,0067 gr/mol
Ø  Massa Jenis                 : 1.251 gr/L
Ø  Titik Lebur                  : 63,15 K
Ø  Titik Didih                  : 77,36 K
Ø  Fase                             : Non Logam
Ø  Kalor peleburan           : 0.720 kJ/mol
Ø  Kalor penguapan         : 5.57 kJ/mol

b.    Fosfor ( P )

Ø  Nomor Atom               : 15
Ø  Massa Atom                : 30,973761 gr/mol
Ø  Massa Jenis                 : 1,823gr/L
Ø  Titik Lebur                  : 317,3K
Ø  Titik Didih                  : 550 K
Ø  Fase                             : padat
Ø  Kalor peleburan           : 0,66 kJ/mol
Ø  Kalor penguapan         : 12,4 kJ/mol

c.    Arsen ( As )

Ø  Nomer Atom               : 33
Ø  Massa Atom                : 74,9216  gr/mol
Ø  Massa Jenis                 : 5,727 g/L
Ø  Titik Lebur                  : 1090 K
Ø  Titik Didih                  : 887 K
Ø  Fase                             : Padatan
Ø  Kalor peleburan           : 24,44 kJ/mol
Ø  Kalor penguapan         : 34,76 kJ/mol

d.    Stibium/Antimon ( Sb )

Ø  Nomer Atom               : 51
Ø  Massa Atom                : 121,760 gr/mol
Ø  Massa Jenis                 : 6,53 gr/L
e.       Titik Lebur                  : 903,78 K
f.       Titik Didih                  : 1860 K
g.      Fase                             : padat
h.      Kalor peleburan           : 19.79 kJ/mol
i.        Kalor penguapan         : 193.43 kJ/mol

f.     Bismut ( Bi )

j.        Nomer Atom               : 83
k.      Massa Atom                : 208, 98 gr/mol
l.        Massa Jenis                 : 9,78 gr/L
m.    Titik Lebur                  : 544,7 K
n.      Titik Didih                  : 1837 K
o.      Fase                             : Padatan
p.      Kalor peleburan           : 11,30 kJ/mol
q.      Kalor penguapan         : 151 kJ/mol

B.   Pembuatan Senyawa

a.    Nitrogen

·         Pembuatan Amonia ( Proses Haber-Bosch )
     Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak, misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat penting. Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat.
   asas teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh
Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah :
    Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dilain pihak, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Seiring dengan kemajuan teknologi, digunakanlah tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia :
    Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ∆H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2×105
   Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
    Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sangat lambat . Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik didih Amonia -33,35 oC, titik bekunya -77,7 oC, temperatur & tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (∆H), kkal/mol NH3(g) pada 0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada proses sintesis pd suhu 700-1000oF, akan dilepaskan panas sebesar 13 kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400- 600oC, dengan tekanan 150-300 atm. Kondisi optimum pembuatan amonia (NH3) dapat digambarkan pada tabel berikut :
Kondisi Optimum Pembuatan NH3
Reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ∆H= -924 kJ
b.    Fosfor

.1.    Fosfin(PH3), dibuat dengan penambahan asam pada seng florida. Senyawa murni tidak menyala  secara spontan, namun seringkali menyala dengan adanya runutan uap P2H2 atau P4. Bereaksi dengan gas HI menghasilkan PH4Isebagai kristal tak berwarna yang tak stabil dan terhidrolisis sempurna dalam air. PH3 larut dalam asam yang sangat kuat  seperti BF3, menghasilkan  PH4+ dan hanya larut sebagian dalam air. PH3 digunakan dalam industri untuk membuat senyawaan organofosfor.
2.      Fosfor Triflorida, merupakan suatu gas tidak berwarna dan beracun, dibuat dari fluorinasi PCl3. Membentuk kompleks dengan logam transisi serupa dengan kompleks yang dibentuk oleh karbon monoksida. Tidak seperti tri halida yang lain, PF3 dihidrolisis hanya secara lambat oleh air, tetapi diserang secara cepat olek alkali., tidak memiliki keasaman lewis.
3.      Fosfor triklorida, merupakan suatucairan yang bertitik didih rendah yang terhidrolisis kuat oleh air menghasilkan asam fosfit. Mudah bereaksi dengan oksigen memberikan OPCl3. Kebanyakan dari reaksi ini adalah khas bagi senyawaan MX3 yang lain, dan juga dengan perubahan nyata dalam rumus OPCl3 dan okso halida yang lain.
4.      Fosfor pentafluorida, dibuat dengan interaksi PCl3 dengan CaF2 pada suhu 300-400oC. Merupakan asam lewis yang sangat kuat dan membentuk kompleks dengan amina, eter, dan basa lain demikian pula dengan F-, dimana fosforus menjadi terkoordinasi-6. Kompleks organik ini kurang stabil dan terdekoposisi secara cepat oleh air dan alkohol, serta meropakan katalisyang baik khususnya untuk polimerisasi ionik.
5.      Oksida fosfor. Fosfor pentoksida(P4O10) dibuat dengan pembakaran fosfor dalam oksigen berlebih. Mempunyai paling sedikit tiga bentuk padatan, dua adalah polimer namun yang satu adalah bahan kristal putih yang menyublim pada 360o dan 1atm. P4O10 merupakan salah satu zat pengering yang paling efektif yangg dikenal pada suhu dibawah 100oC. Bereaksi dengan air membentuk campuran asam Fosfat. Oksida Fosfor yang lain adalah Ttioksida yang merupakan polimof(suatu bentuk yang mengandung molekul diskret P4O6). Strukturnya sama dengan P4O10 kecuali bahwa keempat oksigen apikal tak berjembatan yang terdapat pada yang terakhir hilang. P4O6 merupakan senyawa tidak berwarna dan mudah menguap yang terbentuk dengan hasil sekitar 50% bilamana P4 dibakar dalam keadaan kekurangan oksigen.
6.      Sulfida, fosfor dan sulfur bergabung langsung diatas 100oC memberikan beberapa sulfida, yang sterpenting adalah P4S3, P4S5, P4S7, dan P4S10. Setiap senyawa diperoleh dengan pemanasan sejumlah stokiometri fosfor merah dan sulfur. P4S3 digunakan dalam korek api, larut dalam pelarut organik seperti karbon disulfida dan benzena. P4S10 mempunyai struktur yang sama dengan P4O10.

C.   Reaksi yang Terjadi

·      Reaksi Pada Fosfor
                         
1.)    Asam Fosfat :
Asam fosfat merupakan cairan kental tidak berwarna dan mudah larut dalam air. asam fosfat dapat diperoleh dari reaksi antara fosfor putih dengan oksigen kemudian tambahkan air. berikut reaksinya:
Selain dengan cara ini asam fosfat dapat diperoleh dari batu fosfat yang direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Selain itu, Asam fosfat dengan batu gamping akan membentuk dikalsium fosfat yang merupakan bahan dasar pasta gigi dan makanan ternak.
Reaksi sederhananya sebagai berikut:

Ca3 (PO4)2 + CaCO3 =====> Ca HPO4 (dikalsium fosfat)

Asam fosfat direaksikan dengan soda abu menghasilkan 3 produk dengan fungsi berbeda. Reaksi sederhananya sebagai berikut :

H3PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.

1.  Sodium tripoly phosphate -----> sebagai bahan detergent
2.    Sodium triotho phosphate -----> pelembut air
3.    Tetra sodium pyro phosphate ------> industri keramik.

2.)    Fosforil Halida
Adalah X3PO, dimana X mungkin F, Cl atau Br. Salah satu yang terpenting adalah Cl3PO, dapat diperoleh dengan reaksi :

2PCl3 + O2          2Cl3PO

P4O10  + 6PCl5             10Cl3PO

3.)    Trimetilfosfit
Mudah menjalankan isomerisasi spontan menjadi dimetilester dari asam metilfosfonat :

P(OCH3)3            CH3PO(OCH3)2

D.   Warna nyala
Nitrogen : Tidak berwarna
Fosfor : Putih
Arsen :
Antimon:

6.   Golongan VIA ( Logam Kalkogen )

A.   Sifat Kimia

a.    Oksigen

Sifat fisik oksigen
Simbol                         :  O
Nomor atom                : 8
Massa atom relatif       : 15,99999 gram/mol
Titik lebur                    : -218,4 oC
Titik didih                   : -182,96 oC
Densitas (gas) : 1,429 gram/ liter
Densitas (cair)             : 1,14 gram/liter (-182,96oC)
Bilangan oksidasi        : +2
b.    Sulfur ( S )
Simbol                         : S
Nomor atom                : 16
Ar                                : 32,06 gr/mol
Keelektronegatifan     : 2.58
Wujud                         : padatan
Warna                          : kuning
Titik leleh
  • Rombik           : 112,80C
  • Monoklin         : 1190C
Titik didih                   : 444,70C
Densitas (pada suhu 200C)
  • Rombik           : 2,03
  • Monoklin         : 1,96
Bilangan oksidasi        : -2, +4, +6
Konfigurasi elektron   : [Ne] 3s2 3p4
c.    Selenium ( Se )

Simbol                         : Se
Radius Atom               : 1.4 Å
Volume Atom              : 16.5 cm3/mol
Massa Atom                : 78.96
Titik Didih                   : 958 K
Radius Kovalensi        : 1.16 Å
Struktur Kristal           : Heksagonal
Massa Jenis                 : 4.79 g/cm3
Konduktivitas Listrik  : 8 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas       : 2.55
Konfigurasi Elektron  : [Ar]3d10 4s2p4
Formasi Entalpi           : 5.54 kJ/mol
Konduktivitas Panas   : 2.04 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi        : 9.752 V
Titik Lebur                  : 494 K
Bilangan Oksidasi       : -2,4,6
Kapasitas Panas          : 0.32 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan      : 26.32 kJ/mol

d.    Telurium ( Te )

- Massa jenis 6,24 g/cm3
- Massa jenis (dalam cairan) 1,96 g/cm3
- Titik lebur 722.66 K(448,51oC)
- Titik didih 1261(998oC)
- Kalor peleburan (mono)17,48 kJ/mol
- Kalor penguapan (mono) 114,1 kJ/mol  
- Kapasitas kalor (25oC)25.73 J/(mol.K)
e.    Polonium ( Po )
    Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap, dengan 50% polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha dengan masa paruh waktu 138.39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5 gram radium. Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram); dengan sebuah kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC. Kapsul ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0.012 Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas.
B.  Pembuatan Senyawa

a.    Oksigen
Oksida asam
Oksida asam adalah oksida dari unsur non logam dan oksida unsur blok  d dengan bilangan oksidasi besar (Achmad.2001; 28)
SO3 (g) + H2O (l) → 2H+ (aq) + SO42- (aq)
CO2 (g) + H2O (l) → 2 H+ (aq) + CO32- (aq)
CrO3 (s) + H2O (l) → 2H+ (aq) + CrO42- (aq)
Oksida basa
Oksida ini bereaksi dengan air membentuk basa (Achmad.2001; 29)
CaO (s) + H2O (l) → Ca2+ (aq) + 2 OH (aq)
Na2O (s) + H2O (l) → 2 Na+ (aq) + 2 OH (aq)
Oksida amfoter
Oksida ini dapat bereaksi dengan asam maupun basa (Achmad.2001; 29)
ZnO (s) + 2 HCl → ZnCl2 (g) + H2O (l)
ZnO (s) + 2 OH (aq) + H2O (g) → Zn (OH)42- (aq)
      Beberapa logam oksida yang bersifat amfoter seperti BeO, Al2O3, Ga2O3, SnO, PbO dan ZnO
Oksida netral
Oksida ini  berikatan kovalen satu sama lainnya dan tidak bereaksi dengan asam maupun basa misalnya, NO,NO2, dan CO.
Oksida campuran
Oksida ini merupakan campuran dari oksida sederhana misalnya: P3O4 merupakan campuran PbO dan PbO2
Hidrogen peroksida (H2O2).
H2O2 adalah hidrida oksigen yang tidak stabil, yang mengandung gugus          –O-O-. lemahnya ikatan antara dua oksigen yang menyebabkan hidrogen peroksida tidak stabil
b.    Sulfur
 a.  Proses Frasch
Tiga buah pipa yang konsentris ditanamkan ke dalam endapan belerang. Air lewat panas (165oC) dan dibawah tekanan dimasukkan ke dalam terluar, dan oleh suhu yang setinggi ini belerang menjadi mencair. Kemudian udara di bawah tekanan ditiupkan melalui pipa paling dalam. Keadaan ini memaksa belerang cair ke permukaan melalui pipa tengah. Melalui cara ini didapatkan belerang dengan tingkat kemurnian 99%

b.   Proses Sisilia
Hydrogen sulfide diekstrak dari gas alam dengan cara penggelembungan gas melalui etanolamin, HOCH2CH2NH2 suatu pelarut basa organic. Proses Clause sangat mengurangi pencemaran dari pembakaran gas alam dan minyak bumi. Berikut adalah reaksi yang terjadi dalam pembuatan belerang dengan proses Clause :
H2S(g) + 3/2 O2(g) ® SO2(g) + H2O(g)
Ini dapat digunakan secara langsung untuk pembuatan asam sulfat atau dikonversi lagi menjadi unsur belerang melalui reaksi dengan H2S. Berikut reaksinya :
 SO2(g) + H2O(g) ® 3S(l) + 2H2O (l)

c.       Proses Kontak
Pada pembuatan belerang dengan proses kontak bahan baku yang digunakan belerang, udara dan air.
S(s)+O2(g) SO2(aq)
2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g)
SO3(g)+H2O(l)→H2SO4(aq)
Pertama-tama belerang padat dimasukan kedalam drum berputar lalu dibakar dengan oksigen dari udara dan hasilnya gas SO2 dimurnikan dengan pengendap elektrostatika ( kawat-kawat betegangan tinggi ) partikel-partikel debu dan kotoran lain menjadi bermuatan dan tertarik oleh kawat yang muatannya berlawanan, sehingga debu-debu itu jatuh kelantai ruangan.
Campuran gas SO2 dan udara kemudian dialirkan kedalam ruangan yang dilengkapi katalis serbuk V2O5. Disini berlangsung proses kontak yaitu kontak antara campuran gas-gas dengan katalis. Gas SO2 bereaksi dengan oksigen dengan udara untuk membentuk gas SO3.
2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g) ∆H = -90 kJ
Agar reaksi ini bergeser kekanan gas SO3 yang terbentuk segera direaksikan dengan air untuk menghasilkan H2SO4
SO3(g)+H2O(l)→ H2SO4(aq)
Gas SO3 direaksikan dengan H2SO4 untuk membentuk asam pirosulfat, H2S2O7 kemudian barulah asam pirosulfat direaksikan denga air untuk membentuk asam sulfat SO3¬(g)+H2SO4(aq) →H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq)+H2O→2H2SO4¬(aq)


C.  Reaksi – reaksi yang terjadi
  1. Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida adalah gas tidak berwarna, berbau khas, memerihkan mata dan dapat merusak saluran pernafasan. SO2 dapat terbentuk dari pembakaran batu bara yang mengandung belerang dan pemanggangan biji sulfida. SO2 dapat larut dengan baik dalam air
SO2 (g) + H2O (l) →   H2SO3 (aq)
Sifat sulfur dioksida mudah larut dan menghasilkan asam seperti yang dijelaskan diatas mengakibatkan persoalan lingkungan di daerah dimana digunakan bahan bakar yang mengandung belerang. Jika turun hujan gas ini terlarut dalam air sehingga turun sebagai asam sulfit yang encer. SO2 diproduksi secara secara kemersial dalam skala yang besar. Di dalam laboratorium SO2 dapat dideteksi dengan cara:
  1. Dengan baunya sendiri
  2. Karena adanya perubahan dari kertas filter dengan pengasamkan dengan larutan hijau kalium kromat, hal ini berhubungan dengan terbentuknya Cr3+.
K2Cr2O7 + 3SO2 + H2SO4                               Cr2(SO4)3 + K2SO4 + H2O
  1.  Karena adanya perubahan dari kertas biru kanji iodate (adanya kanji dan I2)
2KIO3 + 5SO2 + 4H2O                       I2 + 2KHSO4 + 3H2SO4
Metode kuantitatif untuk perhitungan SO2 di atmosfer sangatlah penting karena berhubungan dengan terjadinya hujan asam. Metode tersebut meliputi:
  • Oksidasi menghasilkan H2SO4, penentunya dengan titrasi
  • Reaksi dengan K2[HgCl4] untuk memberikan kompleks merkuri dengan bereaksi dengan pararosalin dan ditentukan dengan kolorimetri.
K2[HgCl4] + 2 SO4 + 2H2O                            K2[Hg(SO3)2] + 4 HCl
  • ·                      Pembakaran dengan api hidrogen di dalam flame photometer dan mengukum spektrum S2.
2.    Sulfur trioksida (SO3)
               Pada suhu kamar belerang trioksida berupa padatan yang terdiri dari satuan SO3 dengan struktur yang rumit. Padatan ini mudah menguap dan fasa gas SO3 terdiri dari molekul planar (Achmad.2001; 40).

               Molekul diatas melibatkan kedua ikatan pπ-pπ dan pπ-dπ S-O, yang membentuk polimer dalam keadaan padat (Cotton.2007:369).
               Dari hasil eksperimen diperoleh 3 ikatan S-O pada SO3 sama panjang, yaitu 141,8(1) pm. Harga ini dekat dengan panjang ikatan S-O dengan orde ikatan 2 yakni 142 pm sehingga struktur lewis SO3 yang memenuhi adalah sebagai berikut (Effendy.2006: 39)

               Sulfur trioksida dibuat dengan cara oksidasi belerang dioksida dengan oksigen
2      SO2 (g) + O2 (g) →  2 SO3
3.    Asam sulfat
Gas SO3 bereaksi dengan air membentuk H2SO4.
SO3(g) + H2O(l)                                  H2SO4(l)
Asam sulfat sangat penting bagi kemakmuran suatu negara industri yang erat kaitannya dengan berbagai-bagai industri. Pabrik asam sulfat memerlukan belerang dioksida yang dapat diperolah dari (Achmad, 2001: 40-41):
a)   Pembakaran belerang
S + O2                         SO2
b)   Pirit atau seng sulfida
Pada pemanggaman bijih-bijih logam ini dihasilkan sulfur dioksida sebagai hasil samping.
4 FeS2 + 11 O2                                    2 Fe2O3 + SO2
2 ZnS + 3 O2                           2 ZnO + 2 SO2
Anhidrit CaSO4
CaSO4 + 2 C                           2 CO2 + CaS
CaS + 3 CaSO4                          4 CaO + 4 SO2
Hampir semua asam sulfat dibuat dengan menggunakan metode kontak. Proses ini berlangsung dalam tiga tahap yaitu:
  Produksi SO2
Belerang dibakar dalam udara kering di ruang pembakar pada suhu 10000C
S + O2                                          SO2                                       ∆H= -297 kJ mol-1
Gas yang dihasilkan mengandung kurang lebih 10 % volume sulfur dioksida =, kemudian setelah didinginkan sampai 4000C dimurnikan dengan cara pe-ngendapan elektrostatik.
b)        Konversi SO2 menjadi SO3
Dengan menggunakan katalis (biasanya vanadium (V) oksida), sulfur dioksida direaksikan dengan udara bersih yang berlebuh. Oleh karena reaksi adalah rekasi eksotermis, gas-gas ini direksikan pada 4500C-4740C.
2 SO2 + O2                                    2 SO3                                   ∆ H= -98 kJ mol-1
Gas yang panas ini dialirkan melalui sebuah konverter yang terdiri dari empat lapisan yang dicampur dengan katalis vanadium (V) oksida. Pada lapisan pertama 70% SO2 dapat diubah menjadi SO3. Oleh karena reaksinya adalah reaksi endoterm, gas harus didinginkan terlebih dahulu sebelum mengalami konversi pada lapisan kedua pekerjaan ini diulangi sehingga sampai pada lapisan keempat 98% sulfur dioksida diubah menjadi belerang trioksida. Agar dapat mencapai 99,5% konversi, sulfur trioksida yang dihasilkan didinginkan kemudian dilarutkan dalam asam sulfat 98% sampai 99%. 
c)         Konversi SO3 menjadi H2SO4
Sulfur trioksida yang dihasilkan didinginkan kemudian dilarutkan dalam H2SO4 98% sehingga menghasilkan asam 98,5% yang diencerkan dengan air.
  1.    SO3 + H2SO4                                    H2S2O7
  2.    H2S2O7 + H2O                                     2 H2SO4
Reaksi keseluruhannya adalah
H2O + SO3                                        H2SO4                     ∆H= -130 kJ mol-1
4.    tiosulfat (H2S2O3)
 Walaupun asam ini akan dihasilkan bila tiosulfat diasamkan, asam bebasnya tidak stabil.  Ion S2O32- dihasilkan dengan mengganti satu oksigen dari ion SO42-dengan belerang, dan asam tiosulfat ini adalah reduktor sedang.
5.    Asam sulfit (H2SO3) 
Garam sulfit sangat stabil namun asam bebasnya belum pernah diisolasi.  Ion SO32- memiliki simetri piramida dan merupakan reagen pereduksi.  Dalam asam ditionat, H2S2O6, ion ditionat, S2O62-, bilangan oksidasi belerang adalah +5, dan terbentuk ikatan S-S.  Senyawa ditionat adalah bahan pereduksi yang sangat kuat
6.    Oksida lainnya.
Contohnya adalah S2O, S6O, S10O
D.  Warna nyala
Oksigen : tidak berwarna
Belerang :
Selenium :
Telurium:
Polonium :


7.   Golongan VIIA ( Logam Halogen )


A.  Sifat Kimia

1.     Fluor
   Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif.Memiliki konfigurasi elektron  [He]2S22P5 . Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Dan tahukan kamu? Dengan  adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.  Flour memiliki titik didih -188C dan titik lebur -220C jika dibandingkan dengan unsur lainnya dalam halogen. Flour merupakan unsur yang paling rendah titik didihnya,Massa atom Relatif/Mr dari Flour ini adalah 18,9984.
2.      Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.Klor memiliki konfigurasi elektron  [Ne]3S23P5.Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit. Titik didih dari gas klor adalah -35C dan titik leleh -220C. Sedangkan massa atom relatif/Mr dari klor ini adalah 35,453.
3.    Brom
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.Klor memiliki konfigurasi elektron  [Ne]3S23P5.Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit. Titik didih dari gas klor adalah -35C dan titik leleh -220C. Sedangkan massa atom relatif/Mr dari klor ini adalah 35,453.
4.    Iodium
       Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan yang memiliki konfigurasi elektron [Kr]5S25P5.Dapat menguap pada temperatur biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air
asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir
5.    Astatin
    Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
B.  Pembuatan senyawa
  1. Di Laboratorium
Pembuatan senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara mengoksidasi senyawa halida dengan MnO2 atau KmnO4 dalam asam (H2SO4 pekat).

X- + MnO4 + H+ à X2 + Mn2+ + H2O

  1. Industri
Pembuatan senyawa halogen dalam industri sebagai berikut :

Ø  F2
F2 dibuat melalui proses elektrolisis. KHF2 dilarutkan dalam HF cair, lalu ditambahkan LiF (untuk menurunkan suhu sampai ±100oC dalam wadah baja)
KHF2 à K+ + HF2-
HF2-à H+ + F-
Pada katoda baja : H+ + 2e à H2
Pada anoda baja : F-à F2 + e

Ø  Cl2
Cl2 dapat dibuat dengan 2 cara :
1.      Proses Downs
Proses Downs dilakukan untuk menurunkan titik lebur dari 800oC menjadi 600oC. Caranya, dengan mengelektrolisis leburan NaCl dengan sedikit NaF.
Katoda (besi) : Na+ + e à Na
Anoda (carbón) : 2Cl-à Cl2 + 2e

2.      Proses Gibbs
Proses Gibbs dilakukan dengan cara mengelektrolisis larutan NaCl
Katoda (besi) : 2H2O + 2e à 2OH- + H2
Anoda (karbon) : 2Cl-à Cl2 + 2e

Ø  Br2
Br2 diperoleh dengan cara mereaksikan campuran udara dan gas Cl2 yang dialirkan melalui air laut (air laut banyak mengandung ion Br-).
Cl2 + Br- à Cl- + Br2

C.  Reaksi-reaksi pada logam halogen

a. Reaksi dengan Logam
Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Contoh :
2Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
Halida logam yang terbentuk bersifat ionik  jika energi ionisasinya rendah dan logamnya memiliki biloks rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3
b. Reaksi dengan Non Logam
Halogen bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
c. Reaksi dengan Metaloid
Halogen bereakksi dengan metaloid. Contoh:
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
D.  Warna nyala

1.       Fluor : Kuning Muda
2.       Klor : Hijau muda
3.       Brom : Merah muda
4.       Iodium : Hitam

Sumber : http://esdikimia.wordpress.com/2011/10/25/unsur-unsur-golongan-utama/

8.   Golongan VIIIA ( Logam Gas Mulia )

A.  Sifat Kimia

       Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.



B. Pembuatan Senyawa
Helium
  Sebagai pengisi Balon udara, hal ini dikarenakan helium adalah gas yang Helium merupakan zat yang ringan dan tidak muadah terbakar, Helium biasa digunakan untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam penyelaman dasar laut. Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat

Neon
Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televise.

Argon
Argon dapat digunakan dalam las titanium dan stainless steel. Argon juga digunakan dalam las dan sebagai pengisi bola lampu pijar.

Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.

Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.


Gas Mulia
Reaksi
Nama senyawa yang terbentuk
Cara peraksian
Ar(Argon)
Ar(s) + HF → HArF
Argonhidroflourida
Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah
Kr(Kripton)
Kr(s) + F2(s) → KrF2(s)
Kripton flourida
Reaksi ini dihasilkan dengan cara mendinginkan Kr dan F2pada suhu -196 0C lalu diberi loncatan muatan listrik atau sinar X
Xe(Xenon)

Xe(g) + F2(g) → XeF2(s)

Xe(g) + 2F2(g)→ XeF4(s)

Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)


XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) + 6HF(aq)6XeF4(s)+ 12H2O(l) → 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq)
Xenon flourida

Xenon oksida
XeF2 dan XeF4 dapat
diperoleh dari pemanasan Xe dan F2pada tekanan6 atm, jika umlah peraksi F2lebih besar maka akan diperoleh XeF6

XeO4 dibuat dari reaksi disproporsionasi(reaksi dimana unsur pereaksi yang sama sebagian teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari larutan XeO3 yang bersifat alkain
Rn(Radon)
Rn(g) + F2(g) → RnF
Radon flourida
Bereaksi secara spontan.

C. Reaksi-reaksi yang terjadi

                          Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat berreaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.

Gas Mulia
Reaksi
Nama senyawa yang terbentuk
                Cara peraksian
Ar(Argon)
Ar(s) + HF → HArF
Argonhidroflourida
Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah
Kr(Kripton)
Kr(s) + F2(s) → KrF2(s)
Kripton flourida
Reaksi ini dihasilkan dengan cara mendinginkan Kr dan F2pada suhu -196 0C lalu diberi loncatan muatan listrik atau sinar X
Xe(Xenon)

Xe(g) + F2(g) → XeF2(s)

Xe(g) + 2F2(g)→ XeF4(s)

Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)


XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) + 6HF(aq)6XeF4(s)+ 12H2O(l) → 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq)
Xenon flourida

Xenon oksida
XeF2 dan XeF4 dapat
diperoleh dari pemanasan Xe dan F2pada tekanan6 atm, jika umlah peraksi F2lebih besar maka akan diperoleh XeF6

XeO4 dibuat dari reaksi disproporsionasi(reaksi dimana unsur pereaksi yang sama sebagian teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari larutan XeO3 yang bersifat alkain
Rn(Radon)
Rn(g) + F2(g) → RnF
Radon flourida
Bereaksi secara spontan.

D. Warna nyala

Ø  Helium : Orange
Ø  Neon : Merah
Ø  Argon : Ungu Kebiru-biruan
Ø  Kripton : Biru muda Keputih-putihan
Ø  Xenon : Biru muda
Ø  Radon :